Dokumentasi Demo 11 April 2022 Kendari
Ada kejadian yang tidak mengenakkan dan mencoreng nama Universitas Halu Oleo saat demo 11 April kemarin. Pasalnya pada saat aksi kemarin demo 11 April beberapa Mahasiswi Universitas Halu Oleo berfoto dengan papan yang tulisannya mengandung unsur vulgar. Antara sensasi sekalian promosi. Promosi apa ? Apalagi kalau bukan promosi diri ! dan cara mahasiswi ini berpakaian alimnya tidak kepalang. Berhijab namun tulisan di papan yang mereka bawa jauh dari kata alim.
Saya sendiri sampai bingung, apa sampai segitunya pengen viral sehingga melakukan hal itu? Mengapa tidak menggunakan atau memilih kata yang mampu menggambarkan jati diri sebagai mahasiswi yang kritik ? Terlebih lagi katanya salah satu dari foto yang tersebar merupakan seorang mahasiswi ilmu politik di Fisip Universitas Halu Oleo. Dia ini bukan siswi sembarangan tapi mereka ini Mahasiwi. Pesan yang ia tampilkan seperti mengekspresikan dia sebagai anak muda yang kegatalan.
"Lebih baik bercinta tiga ronde daripada harus 3 periode" saat saya melihat fotonya, saya langsung berpikir seorang mahasiswi berbicara tentang bercinta. Secara harfiah bercinta itu bermakna berhubungan intim. Apa dia sudah melakukannya?. Jika sudah berarti dia melakukan hubungan diluar status pernikahan yang dalam agama itu jelas dilarang dan dosa.
Secara analitik kalimat "lebih baik bercinta 3 ronde" tak ada relevansi dengan kalimat berikutnya "daripada harus 3 periode"dari sisi rentang waktu kedua kalimat itu tidak bisa disandingkan. Bercinta tiga ronde itu memangnya berapa lama, sementara jika masa jabatan presiden 3 periode berarti itu 15 tahun. Apakah bercinta tiga ronde itu setara 15 tahun lamanya. Untuk mbaknya mending coba di nikah aja dulu, baru bicara tentang bercinta titik dalam tinju tiga ronde dalam satu pertandingan masih dapat diterima kalimatnya tapi kuat bercinta tiga ronde apa harus di Pampang seperti itu juga, mana dilihat banyak orang lagi.
Komentar